Senin, 28 Februari 2011

Yesus Sendiri Menggambarkan diri-Nya sebagai Perempuan

Seksisme menampilkan diri dengan dua cara:
  1. Dalam struktur yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga kekuasaan selalu ada dalam tangan kaum laki-laki. lalki-laki mendominasi. struktur ini disebut dengan "Patriarki" bahasa latin Pater. Dalam struktur patriarkal, kaum perempuan ditentukan oleh pemiliknya, yaitu kaum laki-laki.
  2. dlam pola berpikir yang mengangkat kemanusiaan laki-laki dan menjadikannya sebagai norma untuk semua orang. cara ini disebut "androsentrisme", Yunani andros artinya laki-laki dewasa.
Perempuan dipandang sebagai manusia bukan menurut haknya, melainkan menurut kedudukannya sebagai manusia kelas dua, kedudukannya berasal dan bergantung pada laki-laki.

Pendapat tokoh mengenai Perempuan:
  1. Tertullianus: bahwa perempuan itu adalah pengoda.
  2. Augustinus: perempuan tidak memiliki citra Allah
  3. Aristoteles dan Thomas Aquinas: perempuan adalah laki-laki yang salah lahir
terjadilah suatu penindasan bagi kaum perempuan yang diakibatkan struktur yang mendasarkan laki-laki sebagaitolok-ukur. Cita-cita kesempurnaan bukanlah pengetahuan, melainkan kebebasan. Kepedulian akan keadilan merupakan intrinsik Kristologi. Kehendak Allah adalah keadilan dan kedamaian, yaitu keutuhan, kesembuhan dan keselamatan. keberpihakan Allah kepada yang tertindas tercermin kepada Allah yang turut menderita (Yesus yang menderita)

Dalam kitab suci Yahudi (Perjanjian Lama), Allah digambarkan sebagai figur perempuan:

  • Allah sebagai ibu
  • Allah sebagai bidan
  • Allah sebagai perawat
  • Allah sebagai Induk
  • Dalam 1 Kor. 1: 24; Allah sebagai Hikmat (Sophia)
 * Yesus sendiri juga menggambarkan diri-Nya sebagai Perempuan.
[Yang menjadi masalah bukan karena Yesus itu laki-laki, tetapi karena lebih banyak laki-laki yang tidak seperti Yesus.]

(sumber: E.Fiorenza, Untuk mengenang perempuan itu, BPK-Gunung Mulia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar